Sragen (Humas) – MTs Negeri 6 Sragen terus menunjukkan langkah progresif dalam meningkatkan mutu pembelajaran guru. Pada Selasa (7/10), madrasah yang berlokasi di Kecamatan Gemolong ini menggelar kegiatan In House Training (IHT) dengan tema “Kurikulum Berbasis Cinta, Pembelajaran Mendalam, dan Artificial Intelligence”.
Kegiatan yang diselenggarakan di aula MTs N 6 Sragen tersebut menghadirkan narasumber dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, Ratna Prillianti, dan diikuti oleh seluruh guru serta tenaga kependidikan madrasah.
Kepala MTsN 6 Sragen, Fandholin, menegaskan pentingnya guru untuk terus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan nilai kemanusiaan. “Di era yang serba cepat ini, guru harus menjadi jangkar nilai. Cinta kepada ilmu dan peserta didik harus tetap menjadi dasar dalam setiap pembelajaran,” ujarnya.
Ia juga berharap kegiatan IHT ini mampu membentuk guru yang reflektif, adaptif, dan inovatif dalam menghadapi tantangan pendidikan modern.
Pada sesi inti, Ratna Prillianti mengupas makna Kurikulum Berbasis Cinta sebagai filosofi pendidikan yang berakar pada empati dan penghargaan terhadap peserta didik.
“Ketika guru mengajar dengan cinta, maka setiap pertemuan di kelas menjadi ruang tumbuh yang manusiawi. Cinta membuat kurikulum tidak hanya berorientasi pada target, tapi pada makna,” jelasnya.
Menurutnya, guru yang berlandaskan cinta akan lebih mampu memahami potensi dan kebutuhan belajar setiap siswa.
Lebih lanjut Ratna membedah konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) sebagai proses mengajar yang tidak berhenti pada hafalan konsep, melainkan pada pencarian makna dan keterhubungan ilmu dengan kehidupan.
“Guru abad 21 bukan sekadar pengajar konten, tetapi penuntun kesadaran. Pembelajaran mendalam terjadi ketika siswa menemukan dirinya dalam pelajaran yang diajarkan,” ungkapnya disambut tepuk tangan peserta.
Bagian paling menarik dari kegiatan ini adalah sesi praktik langsung penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan. Peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga langsung berlatih membuat perangkat pembelajaran digital berbasis AI, seperti rancangan modul, evaluasi otomatis, hingga media presentasi interaktif
Dengan bimbingan narasumber, para guru mengeksplorasi berbagai platform AI pendidikan, sehingga di akhir kegiatan mereka tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga membawa pulang produk konkret hasil pelatihan.

“AI tidak pernah bisa menggantikan peran guru yang memiliki hati. Namun, guru yang menolak belajar AI bisa tertinggal oleh zaman,” tegas Ratna.
Selanjutnya ia menambahkan, “Teknologi mempercepat pekerjaan kita, tetapi nilai cinta dan refleksi-lah yang menjaga pendidikan tetap manusiawi.” Pernyataan itu menggugah para peserta yang menyadari pentingnya menyeimbangkan antara kecerdasan buatan dan kecerdasan hati.
Selama kegiatan berlangsung, moderator memandu jalannya sesi dengan gaya interaktif dan reflektif yang membuat peserta aktif berdiskusi dan bereksperimen dengan ide-ide baru. Para guru terlihat antusias mencoba berbagai aplikasi AI sambil saling berbagi pengalaman. Kehangatan dan semangat kolaborasi menjadikan IHT ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga ruang belajar bersama yang inspiratif.
Menutup kegiatan, Fandholin menyampaikan apresiasi kepada narasumber dan seluruh peserta. “Kami bersyukur, karena IHT kali ini tidak hanya memberi inspirasi, tapi juga menghasilkan karya nyata. Setiap guru kini memiliki perangkat pembelajaran berbasis AI yang dapat diterapkan langsung di madrasah,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa MTsN 6 Sragen akan terus berkomitmen mengembangkan pendidikan yang berpijak pada visi madrasah: Santun, Berprestasi, dan Berwawasan Lingkungan.
Melalui kegiatan IHT bertema “Kurikulum Berbasis Cinta, Pembelajaran Mendalam, dan Artificial Intelligence” ini, MTsN 6 Sragen meneguhkan tekad untuk melahirkan guru-guru yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga berhati lembut dan berpikir reflektif. Sebab, bagi MTsN 6 Sragen, pendidikan terbaik adalah yang mampu menautkan akal dengan hati —berpikir dengan logika, bertindak dengan cinta, dan berkarya dengan makna. (tm/enn)








