Sragen (Humas) – Suasana meriah memenuhi halaman MAN 1 Sragen pada Jumat (19/9). Ribuan siswa antusias mendengarkan orasi bertema “Demokrasi Damai dengan Pemimpin yang Visioner” . Orasi disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sragen, Drs. Sutrisna, M.Si. Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen, Ihsan Muhadi, S.Ag., M.Si beserta jajarannya serta tamu undangan. Orasi demokrasi ini merupakan bagian dari program madrasah untuk menumbuhkan kesadaran politik di kalangan pelajar, sekaligus membekali mereka dengan pemahaman yang benar tentang pentingnya memilih pemimpin yang memiliki visi ke depan untuk kemajuan bangsa.
Dalam orasinya, Kepala Badan Kesbangpol Sragen, Sutrisna menekankan bahwa esensi demokrasi terletak kemampuan masyarakat untuk berkolaborasi dan menjaga kedamaian, terutama di tengah perbedaan pilihan. Ia mengajak para siswa untuk menjadi agen perubahan yang cerdas dan kritis dalam menyaring informasi, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan. Menurutnya, pemilih muda memiliki peran strategis dalam menentukan arah masa depan bangsa, sehingga pendidikan politik sejak dini menjadi sangat krusial.
“Esensi demokrasi terletak pada kemampuan masyarakat untuk berkolaborasi dan menjaga kedamaian, terutama di tengah perbedaan pilihan. Saya mengajak para siswa menjadi agen perubahan yang cerdas dan kritis dalam menyaring informasi, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan,” ucap Sutrisna.
Ia menambahkan, pemilih muda memiliki posisi strategis dalam menentukan arah masa depan bangsa. “Pendidikan politik sejak dini sangat krusial. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, sehingga mereka harus dibekali pemahaman yang benar agar tidak salah langkah dalam menentukan pilihan,” tegasnya.
Dalam orasi tersebut, Sutrisna juga memaparkan kriteria pemimpin visioner yang layak dijadikan teladan. “Pemimpin visioner adalah mereka yang punya visi dan misi jelas, mampu menjadi tauladan, tidak membeda-bedakan, kreatif, berani menghadapi perubahan, serta menjunjung integritas dan akuntabilitas,” jelasnya. Menurutnya, demokrasi damai membutuhkan pemimpin yang merangkul semua pihak dan memiliki gagasan pembangunan berkelanjutan.
Orasi ini mendapat sambutan positif dari para guru dan siswa. Seorang siswi kelas Fase F Lanjut mengaku terinspirasi dengan pesan yang disampaikan. “Orasi tadi membuka wawasan saya tentang betapa kompleksnya dinamika politik, tapi juga memberi harapan bahwa demokrasi bisa berjalan damai jika semua pihak bertanggung jawab. Saya berharap kegiatan semacam ini diadakan rutin, supaya siswa tidak hanya unggul akademik, tapi juga melek politik,” ungkapnya.
Menutup orasi, Sutrisna kembali berpesan agar para siswa tidak bersikap apatis. “Generasi muda harus peduli pada nasib bangsa. Jadilah pemilih bijak, terlibat aktif dalam demokrasi dengan cara positif dan konstruktif,” tandasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, menunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu siswa mengenai isu-isu kebangsaan. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum awal bagi para pelajar di Sragen untuk membangun tradisi politik yang cerdas, damai, dan bermartabat. (sr/sbs).