Sragen (Humas) – Dunia literasi di MAN 2 Sragen kembali menunjukkan geliat positif melalui kiprah salah satu guru Matematika, Didik Dewanti. Senin kemarin (22/09), Didik Dewanti menunjukkan sertifikat dan kumpulan puisi yang dibukukan dengan judul “Kidung Hati”. Buku tersebut menghimpun sebanyak 60 puisi yang menjadi refleksi perjalanan batin penulis.
Dalam karyanya, Didik Dewanti mengekspresikan beragam perasaan mendalam mulai dari cinta, rindu, harapan, hingga perjuangan hidup. Melalui metafora yang indah, “Kidung Hati” juga melukiskan cinta yang universal: cinta kepada Tuhan, sesama, keluarga, saudara, hingga orang tua. Tak hanya itu, buku ini menyelipkan pesan harapan akan masa depan yang lebih baik, terutama bagi murid dan anak-anak yang sangat dicintai penulis.

“Menulis puisi bagi saya bukan hanya kegiatan mengisi waktu luang, tetapi juga sebuah jalan untuk terus berlatih dalam giat literasi. Dari kata menjadi kalimat, dari kalimat menjadi makna, dan dari makna menjadi doa serta harapan,” ungkap Didik Dewanti.
Menariknya, sampul buku “Kidung Hati” didesain oleh putra pertama penulis yang saat ini tengah menempuh studi di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Kolaborasi keluarga ini menjadi nilai tambah, karena hasil desain tersebut mendapat apresiasi positif dari pihak penerbit.
Founder Komunitas Yuk Menulis, Vitriya Mardiyati, yang turut menjadi editor buku, memberikan penghargaan atas lahirnya karya tersebut. Sertifikat penghargaan juga diserahkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi nyata guru MAN 2 Sragen tersebut dalam menghidupkan budaya literasi.
Kepala MAN 2 Sragen, Joko Triyono memberikan dukungan penuh terhadap karya guru-guru, sebab semangat berkarya seperti ini menjadi teladan bagi murid untuk ikut mencintai literasi. “Kami sangat bangga, karena guru tidak hanya mendidik di kelas, tetapi juga memberikan inspirasi lewat karya,” ungkapnya.
Dengan terbitnya “Kidung Hati”, MAN 2 Sragen berharap budaya literasi semakin berkembang, baik di kalangan pendidik maupun murid. Literasi bukan hanya sebatas membaca dan menulis, melainkan juga sarana mengekspresikan jiwa, menanamkan nilai, serta menumbuhkan cinta akan ilmu dan kehidupan. (rgl/irw)