Sragen-Pandemi Covid-19 masih berlangsung, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) jilid 2 masih berjalan, tapi hal itu tidak membatasi MTs Negeri 2 Sragen untuk memperingati Tahun Baru Islam 1443 H dengan memberikan santunan kepada siswa yatim piatu, di Jumat, (20/08/2021).
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1443 H, MTs N 2 Sragen beraksi menebar kasih sayang kepada 55 siswa yatim, piatu, dan yatim piatu dengan pemberian santunan berupa uang tunai. Uang santunan berasal dari partisipasi para guru dan karyawan MTs N 2 Sragen yang menyisihkan sebagian rezekinya untuk anak-anak yang nasibnya tidak seberuntung teman-temannya ini. Acara ini rutin digelar sebagai agenda tahunan setiap bulan Muharam.
Bertepatan dengan hari Jumat berkah, di hari ke sebelas bulan Muharam, 55 siswa dihadirkan ke madrasah untuk menerima santunan langsung dari para guru. Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, acara berlangsung di balairung MTs N 2 Sragen. Diawali dengan khotmil Quran, dilanjut dengan doa bersama yang dipimpin oleh Drs.H. Ali Muhammad, M.Pd. Berikutnya dengan muqadimah surat Al Maun ayat 1 sampai 3, Kepala Madrasah, Drs.H.M.Aris Suparlan, M.Pd memberikan motivasi kepada anak-anak tersebut. Bahwa meskipun mereka tidak beribu atau berbapak, bahkan tidak beribu bapak, tetapi mereka berhak untuk memiliki kebahagiaan yang sama seperti anak lainnya.
“Kalian tidak perlu berkecil hati, karena kondisi kalian yang disebut anak yatim atau piatu, atau yatim piatu sekali pun. Kalian kelak bisa menjadi orang yang sukses dalam hidup ini sama seperti anak-anak lain yang masih memiliki orang tua. Kalian lihat, Nabi Muhammad Saw juga seorang anak yatim piatu. Ayahnya meninggal saat ia dalam kandungan. Ibunya meninggal saat ia masih balita. Kakek tempatnya bergantung pun meninggalkannya saat ia masih belia. Tapi beliau tidak pernah kekurangan kasih sayang. Demikian juga kalian semua, tidak akan pernah kekurangan kasih sayang dari bapak ibu guru di sini. Bahkan kalian akan mendapat perhatian lebih dibanding teman-teman yang lain, “ Ungkap Aris Suparlan. Sebelum mengakhiri sambutannya, Aris berpesan agar anak-anak tidak lupa mendoakan orang tua mereka setiap saat, utamanya selesai sholat dan selalu berusaha menjadi anak yang sholih dan sholikhah.
Setelah diberikan santunan, anak-anak diajak makan tumpeng bersama para guru dan karyawan. Meskipun dalam waktu yang terbatas, anak-anak merasakan kebahagiaan dan keceriaan bersama bapak ibu guru. Hal itu terpancar dari wajah-wajah mereka yang ramah dan penuh senyum. Setelah makan bersama, anak-anak diminta segera pulang ke rumah masing-masing dan tetap mentaati aturan protokol kesehatan.(Nana)