Sragen (Humas) – Kamis (2/10) pagi, halaman madrasah dipenuhi warna-warni kain batik yang dikenakan oleh seluruh guru, pegawai, dan siswa dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Tak sekadar seremonial, peringatan ini menjadi momen penting untuk menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa, khususnya batik, yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO sejak 2009.
Pada peringatan tersebut, siswa diajak untuk mengenal lebih dalam ragam motif batik nusantara, serta makna filosofis yang terkandung didalamnya dengan beragam kegiatan edukatif, salah satunya adalah melukis motif batik. Diantara motif yang paling banyak digambar adalah motif kawung, motif klasik berbentuk lingkaran yang menyimbolkan kesucian, keadilan, dan pengendalian diri.

Kepala MTsN 5 Sragen menyampaikan bahwa semangat pelestarian budaya harus dimulai dari lingkungan pendidikan.
“Kami ingin anak-anak bangga memakai batik, sebagai simbol kecintaan terhadap Indonesia. Batik bukan sekadar motif di atas kain, tetapi juga cerminan jati diri bangsa. Dengan kegiatan ini, kami berharap siswa tidak hanya mengenal, tetapi juga mau melestarikan dan mempromosikan batik di masa depan,” ujarnya.
Dalam era modernisasi dan globalisasi yang kian cepat, tantangan pelestarian budaya lokal semakin besar. Oleh karena itu, MTsN 5 Sragen mengambil langkah konkret untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke dalam kegiatan pendidikan.
“Kami percaya bahwa pendidikan budaya tidak kalah penting dengan pendidikan akademik. Lewat kegiatan seperti ini, anak-anak belajar mencintai tanah airnya melalui cara yang menyenangkan dan kreatif,” tambah salah satu guru seni budaya.
Akhir agenda, hasil karya siswa kemudian dipajang di lorong kelas sebagai bentuk apresiasi atas kreativitas dan pemahaman mereka terhadap batik.
Tak hanya itu, madrasah juga mengadakan mini fashion show batik spontan, di mana beberapa siswa memperagakan busana batik yang mereka kenakan di hadapan teman-teman sekelas, disambut tepuk tangan meriah dan suasana hangat kekeluargaan.
Melalui kegiatan ini, MTsN 5 Sragen tidak hanya memperingati Hari Batik Nasional, tetapi juga turut berkontribusi dalam melestarikan dan menghidupkan kembali semangat budaya di kalangan pelajar. Di tengah gempuran budaya asing dan tren digital yang serba instan, kegiatan seperti ini menjadi pengingat bahwa akar budaya bangsa tidak boleh dilupakan. (ma/dpw)