Tanon-Computational thinking atau berpikir komputasional adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (Informatika). Dengan adanya metode Computational Thinking (CT) mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional. Menurut Menteri Agama, hal tersebut perlu diterapkan di lingkungan madrasah guna mempersiapkan siswa madrasah yang berdaya saing dan mampu beradaptasi dalam dunia digital di era revolusi industri 4.0.
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) bekerjasama dengan Bebras Indonesia telah mempersiapkan pembelajaran berbasis computational thinking di madrasah. Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya untuk mempromosikan Computational Thinking (berpikir dengan landasan komputasi atau informatika) di kalangan guru dan murid mulai tingkat SD/MI, hingga masyarakat luas. Indonesia sendiri bergabung dengan Bebras International sejak tahun 2016.
“Pagi tadi saya menerima pesan via whatsapp dari Kasi Kurikulum Jawa Tengah, mengenai kesiapan menjadi madrasah pilot project pembelajaran berbasis Computational Thinking. Dan saya langsung menyatakan siap untuk mengikuti kegiatan tersebut” terang Ruslan selaku kepala madrasah. Tepat pada tanggal 9 Februari 2021 pukul 15.30 WIB, Subdit Kurikulum Direktorat KSKK melaksanakan rakor mengenai Pembelajaran Berbasis Computational Thinking secara online melalui zoom meeting. Dalam sosialisasi tersebut dihadiri oleh Kasi Kurikulum Dan Kesiswaan Kanwil Kemenag Jawa Tengah dan Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag DIY, Bebras Indonesia dan para kepala madrasah yang direkomendasi.
“Karena MIN 1 Sragen ditunjuk langsung, maka saya melakukan koordinasi kepada semua guru untuk mengikuti sosialisasi tersebut via zoom meeting di rumah masing-masing. Bahkan sebelumnya siswa MIN 1 Sragen juga menjadi pilot project Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI). Tentunya hal ini akan memacu kreativitas dan inovasi guru dan mampu meningkatkan prestasi siswa MIN 1 Sragen.” sambung Ruslan. (ren/eny)