Sragen-Begitu pentingnya guru sampai sampai saat Hiroshima Nagasaki hancur yang ditanyakan Kaisar Jepang saat itu adalah berapa guru yang tersisa. Demikian penggalan kejadian yang disampaiakan Kakankemenag Sragen H. Hanif Hanani saat membuka dan memberikan pengarahan pada workshop peningkatan wawasan dan kompetensi guru Pendidikan Agama Katolik di Hotel Bintang Bener Tawangmangu Karanganyar, Minggu (10/03).
“Betapa hebatnya Jepang, saat Hoshima dan Nagasaki Hancur, yang ditanyakan kaisar adalah jumlah guru yang tersisa, tidak berapa jumlah tentara yang tersisa. Mereka terus berjuang hingga menjadi Negara maju dan makmur, itu terjadi karena mereka begitu peduli pendidikan” kata Hanif.
“Bahkan Negara tetangga kita Malaysia yang dulu belajar dan mengirimkan mahasiswanya ke Indonesia, sekarang ini sudah sedikit terbalik, kita banyak belajar dari mereka” lanjutnya.
Memperhatikan pentingnya pendidikan , maka Pemerintah Indonesia mulai meningkatkan kepeduliannya yang diwujudkan dengan amanat Undang Undang untuk mengalokasikan anggaran minimal 20 % untuk pendidikan.
“Pemberian Tunjangan Profesi Guru (TPG) adalah salah satu bukti peduli pemerintah kepada pendidikan. Dengan meningkatnya kesejahteraan guru diharapkan juga terjadi peningkatan kualitas guru yang ada” lanjut Kakankemenag.
Sementara itu ketua panitia penyelenggara workshop yang juga Kasi PAIS Kankemenag Sragen, H. Khumaidin menjelaskan dalam laporannya bahwa workshop guru Pendidikan Agama Katolik ini diikuti 30 guru dan dilaksanakan selama 3 hari sampai Hari Selasa. Khumaidin juga mengutarakan bahwa walaupun di Kemenag Sragen tidak ada Pembimas Katolik, namun pembinaan berkenaan Pendidikan Agama tetap dibawah Kankemenag.(eny/ira).