Sragen-Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yakni pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, Forum Komunikasi dan Informasi (FOSISI) Pengawas Kantor Kemenag Se – Solo Raya menggelar rakor yang diikuti 89 Pengawas madrasah dan Pengawas PAI Solo Raya di Sambirejo Plupuh Sragen, Selasa ( 08/09 ).
Ketua Fosisi H. Abdullah Afandi sekaligus mewakili tuan rumah Pokjawas Sragen membuka kegiatan rakor didampingi pengurus Fosisi dan Kasi Penmad Kantor Kemenag Sragen. H. Abdullah Afandi mengungkapkan “Pada masa pandemi covid-19 ini kita harus tetap berusaha meningkatkan kompetensi sebagai pengawas, namun tentu tidak lupa harus tetap menjaga kesehatan”.
Saat menyampaikan sambutan, Abdullah mengingatkan para pengawas untuk mengenang jasa – jasa para pendiri dan pejuang Fosisi, salah satunya almarhum Jamsriyono. Diantara yang dilakukan dengan terus menjaga silaturahim melalui kegiatan Fosisi guna berbagi informasi dan mencari solusi masalah kepengawasan.
Sementara itu Kakankemenag Kab. Sragen H. Hanif Hanani saat menyampaikan pengarahan menyampaikan kondisi madrasah di Sragen yang masih sangat membutuhkan perhatian.
“Saya telah melakukan pemantauan keadaan madrasah yang ada di Sragen, mulai RA sampai MA baik negeri maupun swasta. Sekitar 26 madrasah kekurangan murid sementara sebagian guru di madrasah tersebut sudah sertifikasi. Sarpras madrasah tersebut juga kurang memadai. Hal ini merupakan masalah dan menjadi salah satu peran pengawas untuk mencarikan solusi jangan sampai madrasah tersebut tutup. Infrastruktur adalah salah satu pilar pendidikan” pesan Kakankemenag.
” Pengawas harus berfikir keras agar madrasah berperan kepada masyarakat dan masyarakat menjadi sahabat madrasah,” pinta Hanif.
Disamping itu Hanif menekankan agar pengawas benar- benar paham,ikhlas dan bertanggung jawab penuh terhadap tugas-tugas kepengawasan yaitu mampu membuat program kepengawasan, melaksanakan program, membimbing guru dan mengevaluasi hasil kepengawasan serta mampu memberikan follow up.
Pada akhir pertemuan disampaikan hasil pertemuan yakni Pertama kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berupa masalah kuota, sinyal, pendampingan orang tua, bahkan untuk sebagian SLB dan SMK sulit diadakan PJJ, Kedua Kabupaten Boyolali SK Kepengawasan madrasah sudah melekat pada Pengawas PAI, Ketiga Kegiatan HAB Kemenag ke 75 menunggu situasi dan kondisi berkenaan dengan pandemi Covid-19, Keempat Pengawas hendaknya menjadi pelopor religiusitas masyarakat Solo Raya dan Kelima Pengawas hendaknya mampu menggandeng ormas-ormas guna mengembangkan pendidikan (amin/ren).