Kalijambe (Humas)-Gelar Karya P5RA MTsN 8 Sragen berlangsung meriah dan spektakuler menandai berakhirnya kegiatan pembelajaran semester Genap Tahun Ajaran 2024/2025, dengan mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika para siswa dan seluruh guru karyawan mengenakan berbagai pakaian adat dari penjuru Indonesia, acara tersebut berlangsung pada Sabtu (14/06) bertempat di halaman Madrasah.
Gelaran acara kali ini kebetulan digabung dengan class meeting sehingga para peserta dari masing-masing kelas berlomba-lomba menampilkan yang terbaik untuk kelasnya.
Menurut Zully Ismawati selaku Koordinator P5RA, kegiatan kali ini mencakup penampilan kelas dan lomba fashion show mengenakan pakaian adat daerah,” paparnya. Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya bersyukur sekali melihat siswa-siswi bisa memenuhi harapan dewan guru semua, anak-anak bisa kompak, bisa mengaplikasikan materi ke dalam bentuk aksi seperti pertunjukan tadi.
“Semoga mereka bisa memetik pelajaran dari pertunjukan mereka yang mana harus menghargai perbedaan, karna disini mereka itu dari wilayah yang berbeda-beda dan disatukan menjadi siswa madrasah,” ungkapnya.
Selain itu tanggapan lain muncul dari Daryanto, salah satu guru senior di MTsN 8 Sragen, menurutnya terselenggaranya kegiatan ini sudah sangat luar biasa. “Luar biasa, mereka bisa mengeluarkan inovasi mereka, dan sangat kreatif, dg adanya gelar seni bisa menggali potensi dan bakat mereka dan saling untuk menghargai perbedaan,” ungkap Guru Matematika itu.
Khairinna yang selaku peserta juga ikut merasa bangga ketika dia dan teman-temannya tampil didepan panggung, “saya awalnya merasa grogi karena harus berjalan di karpet hijau layaknya model, tapi saya buktikan saya bisa melewati itu, apalagi melihat teman-teman berkreasi dengan tariannya, hal itu terlihat menarik, menghibur,” terangnya.
Siswi yang lain juga mengakui bahwa dirinya lebih paham teori ketika dipraktikkan begini. “Iya benar kami juga bisa lebih mengerti perbedaan, dan semoga penampilan P5RA di tahun depan bisa maksimal lagi,” ungkap Arya siswa kelas VII.
Sebagai guru Seni, Elisabeth benar-benar sangat takjub dengan effort dari siswa siswinya, “terharu dan campur aduklah pokoknya, karena berkaca dari kegiatan sebelumnya, acara seperti ini belum maksimal, tetapi dengan adanya P5RA yang mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika maka mereka bisa maksimal menampilkan kelebihannya khususnya dibidang tari,” ungkapnya bahagia.
Setelah penampilan tari dan modeling dari siswa, sembari menunggu dewan juri merekap nilai, para guru dan siswa menari bersama untuk melepas ketegangan dan mencairkan suasana, sungguh sesuatu yang spektakuler sebagai penutup kegiatan ditahun ajaran ini sebelum siswa beberapa saat kedepan libur kenaikan kelas. (wvz/irw)