Sragen (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menyelenggarakan Focus Group Discussion bertema “Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan”. Forum ini berlangsung di Aula PLHUT pada Selasa (15/7).
Sejumlah 29 peserta yang berasal dari perwakilan internal Kankemenag Sragen, Majelis Ulama Indonesia, organisasi masyarakat berbasis keagamaan, juga media massa, mengikuti kegiatan dengan antusias. FGD ini bertujuan memperkuat sinergi dalam mencegah konflik keagamaan sedini mungkin.
Kepala Kankemenag Sragen, Ihsan Muhadi, menegaskan pentingnya membangun komunikasi yang baik dan terintegrasi di tengah masyarakat sebagai kunci merawat ukhuwah dan stabilitas.
“Konflik kerap muncul karena miskomunikasi. Dengan komunikasi yang terbuka dan melibatkan semua pihak, potensi konflik bisa diminimalkan,” jelasnya.

Kepala KUA Masaran, Nurwafi Hamdan, mendorong agar sistem deteksi dini dapat diterapkan mulai dari ruang lingkup paling kecil di masyarakat seperti Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW), atau tingkat kelurahan. “Kita perlu membuat alarm pencegahan konflik, mulai dari tingkat kelompok paling kecil”, ucapnya pada sesi diskusi.
Sementara itu, perwakilan media, Joko, menekankan peran media dalam mendukung pemulihan pascakonflik sosial keagamaan, sehingga pemberitaan bukan hanya saat konflik terjadi. Hal ini dimaksudkan supaya terciptanya perubahan persepsi menuju arah positif di kalangan masyarakat.

Kegiatan ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama seluruh peserta dan pengisian survei. Kepala Seksi Bimas Islam, Muslim, menegaskan pentingnya deteksi dini sebagai langkah preventif untuk menjaga Sragen tetap damai dan harmonis. (enn)