Sragen (Humas) – Sebuah momen penting telah terlewati di lingkungan MAN 2 Sragen, ketika pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) usai digelar selama empat hari penuh, sejak Senin (3/11) hingga Kamis (6/11). Hari terakhir, Kamis 6 November 2025, sekaligus menandai puncak kesuksesan acara yang tak hanya bersifat evaluatif tetapi juga menyemai semangat kejujuran dan kegembiraan dalam proses belajar. TKA di MAN 2 Sragen dirancang lebih dari sekadar pengujian.
Kepala MAN 2 Sragen, Joko Triyono, menegaskan pentingnya “laksanakan dengan jujur dan gembira!” sebagai slogan yang melekat dalam setiap sesi. Menurut beliau, kejujuran menjadi fondasi utama, sedangkan kegembiraan berperan sebagai “vitamin” agar murid dapat beraktivitas maksimal.

Pada hari kedua, Selasa 4 November 2025, dilakukan kunjungan monitoring oleh Pengawas MA dari Kankemenag Kabupaten Sragen, Amin Sarwati. Ia menyampaikan apresiasi kepada pihak madrasah atas antusiasme dan kesiapan yang tinggi, sekaligus mengingatkan agar semua prosedur pelaksanaan TKA berjalan sesuai regulasi. Dengan demikian, pelaksanaan TKA ini berjalan “relatif mulus tanpa kendala”, berkat koordinasi yang baik antara panitia, pengawas, dan teknisi.
Saat hari terakhir tiba, tampak bahwa murid tingkat akhir MAN 2 Sragen telah menyelesaikan rangkaian TKA dengan semangat yang terjaga. Mereka tidak hanya menghadapi soal-soal akademik tetapi juga meneguhkan sikap bahwa evaluasi akademik bisa dilaksanakan dengan jujur dan juga membawa kegembiraan. Selanjutnya, para peserta tinggal menanti hasil yang akan menjadi bekal penting untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Kegiatan ini mengandung pesan yang lebih luas: bahwa sistem evaluasi tidak melulu soal angka dan ranking, tetapi juga tentang membentuk karakter dan budaya akademik yang sehat. Dengan tema kejujuran dan kegembiraan, madrasah menunjukkan bahwa hasil akademik dan kualitas manusia bisa berjalan seiring. Dengan berakhirnya TKA ini, MAN 2 Sragen berharap agar murid dapat melihat hasilnya sebagai refleksi diri dan pijakan untuk melangkah ke depan dengan percaya diri.
TKA di MAN 2 Sragen memang telah usai, tetapi gema semangatnya masih bergaung di tiap ruang kelas. Di balik lembar soal yang kini tinggal kenangan, tersimpan kisah perjuangan yang tak sekadar mencari nilai melainkan menakar kejujuran diri. Bagi para murid, TKA bukan hanya Tes Kemampuan Akademik, melainkan juga “Tes Ketulusan Anak-Anak Keren”: jujur tanpa paksaan, gembira tanpa alasan. Karena di MAN 2 Sragen, ujian bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari kebiasaan belajar dengan bahagia, berprestasi dengan hati. (rgl/enn)







