Sragen-Masalah pendidikan adalah topik menarik yang selalu enak dibicarakan. Permasalahan pendidikan selalu dinamis seiring perkembangan jaman. Kebijakan pendidikan juga menarik untuk diobrolkan. Berkenaan itu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen mengadakan Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi). Kegiatan dilaksanakan, Rabu (24/08) di Front One Hotel Sragen.
Kegiatan yang diikuti 80 peserta tokoh dan praktisi pendidikan Sragen tersebut menghadirkan anggota Komisi VIII DPR RI Paryono, SH.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen, H. Ihsan Muhadi saat memberikan sambutan menyampaikan kebahagiaan bisa menghadirkan anggota DPR yang memiliki ruang lingkup Agama, Sosial dan Kebencanaan.
“Sungguh beruntung dan berbahagia kami bisa dirawuhi Pak Paryono sebagai anggota DPR, terlebih beliau adalah anggota Komisi VIII yang membidangi Agama, Sosial dan Kebencanaan. Madrasah, Pondok Pesantren, Pendidikan Agama, Madrasah Diniyah adalah lembaga yang masuk di ruang lingkup Komisi VIII” kata Ihsan Muhadi.
“Jadi sangat pas, tepat kalau kita menghadirkan Pak Paryono. Beliau akan mendengar aspirasi kita. Silahkan sampaikan seluas-luasnya, gunakan waktu terbaik ini untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah” lanjutnya.
Kegiatan Ngopi selain menghadirkan anggota DPR RI juga menghadirkan Ketua PDM Sragen, H. Abdullah Afandi dan Ketua PC NU Sragen KH. Sriyanto dengan moderator Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, DR. H. Nur Abadi dan Kakankemenag Sragen, Ihsan Muhadi.
Saat menyampaikan paparannya, Paryono menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Pendidikan swasta khususnya kepada 2 ormas terbesar di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan bangsa.
“Lembaga pendidikan swasta di Indonesia sangat berperan besar dalam memajukan Bangsa Indonesia, bahkan sejak Indonesia belum merdeka. NU dan Muhammadiyah melalui lembaga pendidikannya baik madrasah, sekolah, pondok pesantren, madrasah diniyah dan lembaga lainnya mendidik putra-putra bangsa. Ini tidak perlu diragukan lagi” kata Paryono.
Menanggapi keluhan dan pertanyaan dari tokoh masyarakat dan praktisi Pendidikan Sragen tentang belum maksimalnya perhatian pemerintah kepada Lembaga Pendidikan agama dan keagamaan di bawah Kementerian Agama, Paryono mengungkapkan “Saat ini memang porsi anggaran untuk Kemenag masih sangat kurang, untuk itu perlu dorongan dan dukungan masyarakat untuk penguatan regulasi pemerintah”.
“Saya dorong tokoh masyarakat, pimpinan NU dan Muhammadiyah maupun Lembaga lainnya untuk menyampaikan aspirasi kepada Bupati maupun DPRD untuk membuat Perda Pesantren. Adanya Perda inilah yang akan menguatkan, melindungi lembaga Pendidikan keagamaan khususnya pesantren” ajak Paryono yang merupakan warga Karanganyar.
Pada akhir kegiatan, para tokoh dan praktisi Pendidikan di Kabupaten Sragen diminta untuk menyampaikan asprisasi yang nantinya akan dibawa ke Panja DPR Kommisi VIII. Tentunya harapan madrasah tentang ketimpangan dan perhatian pemerintah kepada lembaga Pendidikan agama dan keagamaan di Sragen semakin meningkat. (ira)