Sragen-Sangiran sebetulnya dekat dengan kita sebagai orang Sragen, tetapi tak bisa dipungkiri masih banyak siswa/siswi MTs N 5 Sragen yang belum pernah pergi ke Museum Sangiran. Museum Sangiran yang berada di Kalijambe Kabupaten Sragen, kini bisa menjadi idola kegiatan outing class para pelajar untuk belajar sekaligus refreshing. Sangiran ternyata menyimpan sejarah yang menarik di mata dunia saat ini.
“Balai Pelestari Situs Manusia Purba (BPSMP) yang biasa disebut Museum Sangiran, masih menjadi idola bagi sekolah/madrasah untuk mengantarkan siswa-siswanya melakukan outing class. Pihak pengelola Museum Sangiran sendiri berharap, setidaknya para pelajar bisa mempunyai kebanggaan atas Museum Sangiran dan lebih jauh lagi bisa berpartisipasi dalam melestarikan Situs Manusia Purba ini,” jelas mbak Nining salah karyawan Museum.
“Kegiatan outing class ke Sangiran memang menjadi salah satu sasaran program kelas Sains dan Riset agar anak-anak melihat dari dekat bagaimana fosil-fosil manusia purba dan peradabannya. Melalui outing class ke Sangiran siswa dan siswi dapat memahami dan berpikir kritis terhadap benda-benda sejarah purbakala”, jelas Bu Ana sebagai Kamad MTs N 5 Sragen Ketika memberi pembekalan pada tanggal 1 Maret 2023. Pembekalan dilaksana lebih awal dikarenakan Bu Ana akan mengikuti Diklat. Beliau juga berpesan, jangan hanya melihat fosil-fosilnya tetapi harus bisa berpikir bagaimana fosil itu. Jaga sopan santun pada waktu mengikuti outing class, tunjukkan sebagai siswa Madrasah.
Kegiatan outing class ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2023, yang diikuti 62 siswa dan siswi kelas Sains dan Riset dan di damping oleh 5 guru. Setelah kunjungan di Museum, dilanjutkan kegiatan Kewirausahaan di UMKM kerajinan batu Sangiran. Dalam kegiatan tersebut para siswa belajar membuat gantungan kunci yang terbuat dari batu. Anak-anak belajar mulai dari pemotongan, pengasahan, perakitan, dan menghias gantungan kunci tersebut.
“Pak guru mengajak kita ke Sangiran, supaya kita bisa tahu sejarah manusia purba. Ini sangat menyenangkan,” kata Kholid, siswa kelas 7C. “Saya sangat senang dapat melihat sejarah dan praktek membuat kerajinan batu,” imbuhnya.
“Awalnya anak-anak merasa biasa saja, namun setelah melihat film tentang Sangiran, mereka terlihat excited dan bersemangat untuk melihat di ruang pameran,” ujar Pak Dwi Puji (Walas 7C), kepada salah satu petugas museum sebelum meninggalkan Museum Sangiran.
Kegiatan ini diharap menjadi bekal untuk memahami sejarah mulai awal geologi sampai penghunian sekarang ini dengan format audio dan visual akan mudah dipahami. Kemudian akan diperlihatkan langsung di ruang pameran, termasuk di dalamnya koleksi-koleksi yang ada. “Semoga outing class ini membawa manfaat bagi anak-anak, menjadikan seorang pelajar yang tidak hanya ahli di bidang agama, tetapi Sains juga dikuasai oleh mereka. Itulah kelebihan belajar di sebuah Madrasah, ilmu agama paham, ilmu sains juga oke, berwirausaha juga suatu keharusan. Jika hal itu dijalankan seiring sejalan, maka terwujudlah MADRASAH MANDIRI BERPRESTASI”, harapan dari pengelola kelas Sains dan Riset. (fuah)