Sragen (Humas) – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Sragen menggelar kegiatan Koordinasi, Konsolidasi, dan Pendalaman Tugas Penyuluh Agama ASN Tahun 2025 pada Selasa (17/06) di Aula PLHUT Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen. Kegiatan ini diikuti oleh 70 Penyuluh Agama ASN lintas agama, sebagai bagian dari upaya memperkuat sinergi, meningkatkan kapasitas, serta memperjelas arah dan peran strategis penyuluhan di era digital dan tantangan keberagamaan modern.
Acara dibuka oleh Kasi Bimas Islam, H. Muslim, S.Pd.I., MM., yang memberikan penekanan pada pentingnya kolaborasi dan pengembangan diri. “Perlu adanya soliditas, kompetensi, dan kesadaran kolektif untuk terus meningkatkan kapasitas diri serta membangun kepercayaan publik terhadap peran penyuluh,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dengan materi kepegawaian dan keuangan. Farida Nur Aini, Pelaksana Analis Pelaksanaan Anggaran, memaparkan aspek hak-hak keuangan pegawai, memberi pemahaman penting bagi penyuluh terkait hak administratif mereka. Sementara itu, Nining Sri Murni, Analis SDM Aparatur Kankemenag Sragen, menjelaskan regulasi teknis kepegawaian ASN, termasuk aturan dan prosedur terkait jabatan fungsional.
Dari sisi penguatan kapasitas, Dewi Anisa F.M., Ketua 1 PD IPARI Sragen, membawakan materi terkait regulasi dan pengembangan kompetensi Penyuluh Agama Ahli Pertama, yang sangat relevan dalam menunjang kinerja profesional para penyuluh.
Menutup rangkaian materi, Achmat Darussalam, Ketua Umum PD IPARI Sragen, memaparkan secara rinci Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Agama, termasuk di dalamnya jenjang karir, pelaporan kinerja, dan standar layanan penyuluhan.
Kegiatan ini menjadi momen penting untuk menegaskan peran penyuluh agama sebagai agen moderasi beragama dan pelayan masyarakat yang inklusif, profesional, dan dipercaya. Dengan sinergi antara IPARI dan Kemenag Sragen, diharapkan terbangun kolaborasi lintas agama yang solid, menghadirkan penyuluh-penyuluh tangguh yang mampu menjawab dinamika dan kebutuhan umat di tengah masyarakat majemuk.
“Dengan forum ini, kita ingin lahirkan penyuluh yang tidak hanya paham tugas, tapi juga mampu menjadi perekat umat dan penjaga harmoni kehidupan beragama,” pungkas Achmat Darussalam. (ast/irw)