Sragen – Di aula Badan Diklat Kabupaten Sragen, Dinas Pendidikan Kabupaten, Kantor Kementerian Agama Seksi Pendidikan Madrasah Kab. Sragen, bekerjasama USAID Prioritas Jateng. Mengadakan Pelatihan Modul III, Tentang Praktek Yang Baik Dalam Pembelajaran SD dan MI, pelatihan dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama untuk kelas awal (kelas 1,2,3) pada tanggal, 7,8 9 Februari 2016 & tahap kedua untuk kelas tinggi (kelas 4,5,6), tanggal, 20, 21,22 Februari 2016.
Peserta berasal dari 17 sekolah mitra USAID Prioritas Jateng, yaitu MIM Karanganyar, dan MIM Banaran, SDN Gringging (1,2,3,4), SDN Banyuurip (1,2,3), SDN Karangtengah 1&3, SDN Kedungupit (1,3,4), SDN Tangkil (1,3,4), terdiri dari unsur guru, kepala sekolah & pengawas. Kelas awal sebanyak 82 orang ( guru 63, kepala sekolah 17, pengawas 2). Kelas tinggi 80 orang ( 58 guru, 20 kepala sekolah, 2 pengawas).
Sebagai fasilitator pelatihan yang sudah mendapatkan TOT dari USAID Prioritas, yang biasa disebut Fasda (fasilitator daerah) Sragen, yaitu; Iswatik,S.Ag (Kepala Madrasah MIM Banaran), Suwarsih,S.Pd,M.Pd (Kepala Sekolah SDN Gringging 4), Endang Puji Purwaningsih, S.Pd (Kepala Sekolah SDN Katelan2), Siti Lestari,S.Pd (guru SDN Kedungupit 1), Fasilitator Propinsi ; Warsito,S.Pd,SD (guru SDN Susukan 01, Kec. Tengaran, Semarang ) & Siti Rohmah, S.Pd.M.Pd ( Guru SDN Sudirman, Ambarawa, Kab. Semarang).
Dalam sambutanya Dewajani Sitouresmi ( District Cordinator USAID Prioritas Kab. Sragen), menyampaikan perkembangan program USAID Prioritas Indonesia, showcase daerah ; “ Banyak hasil yang menyenangkan, dan guru yang semangat. Banyak siswa menceritakan KBM (kegiatan belajar mengajar) yang menarik. Banyak RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LK (Lembar Kerja) dan media pembelajaran yang sudah dibuat, tapi salah satu catatan belum tampak banyak hasil karya siswa yang panjang dan teliti. Yang perlu menjadikan refleksi kita bersama, Mengapa siswa jarang menulis laporan, cerita, karangan yang panjang dan teliti?, Apakah dianggap tidak penting?, Apakah mereka tidak diberi waktu?, Tantangan, dalam praktik mengajar TOT kami mengharapkan akan ada tulisan anak yang “panjang, teliti dan menarik, terdokumentasi dengan baik “.
Dilanjutkan pengarahan dan membuka pelatihan oleh Drs. Turdiyanto,MM (Kabid Tendik), mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sragen, mengatakan; Pelatihan bagi guru kelas awal itu sangat penting. Menangani siswa kelas 1 sampai kelas 3 saat yang paling penting dalam perkembangan siswa. Pelatihan modul 3 ini sangat pas dengan kebutuhan bapak ibu guru kelas awal dan kelas tinggi, karena diajak untuk mempelajari tentang membaca, membaca dan membaca lagi. Mulai membaca terbimbing hingga membaca mandiri. Ini sangat penting. Guru kelas 1 biasanya senior, guru yang baru tidak berani menangani anak kelas 1, karena memang menangani anak kelas 1 itu paling berat. Pelatihan ini penting untuk dipelajari bersama, tidak hanya untuk guru tetapi juga untuk kepala sekolah dan pengawas. Pembelajaran kelas awal, hendaknya menggunakan metode yang bermacam-macam, karena karakteristik anak kelas awal ini sangat beragam, belum bisa diarahkan dengan mudah. Metode yang beragam ini yang membuat anak bisa menceritakan kembali apa yang dipelajari. Kalau dulu ini namanya didaktik metodik. Sehingga guru memang harus punya kompetensi di bidang ini. Kompetensi guru ada 4 hal, yaitu kompetensi pedagogik; harus dikuasai karena langsung berhubungan dengan anak didik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak didik dan mampu mengembangkannya. Yang kedua kompetensi sosial; guru harus bisa memberikan arahan sosialisasi untuk anak. Guru harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan anak didik. Ketiga; kompetensi kepribadian, salah satu yang dilihat adalah penampilan. Mulai kepala sampai sepatu akan dilihat oleh siswa, sikap ini akan selalu dilihat oleh anak. Segala sikap dan tingkah laku guru akan dilihat oleh anak. Tutur bahasa guru akan dilihat oleh anak. Keempat adalah kompetensi professional yaitu penguasaan materi pembelajarn secara luas dan mendalam. Kompetensi guru harus dikuasai. Setiap guru wajib untuk meningkatkan kompetensi masing-masing. Hasil uji kompetensi tahun 2015, Kabupaten Sragen adalah nomor 2 dari bawah, bertahan dari tahun sebelumnya. Itu rata-rata gabungan dari TK hingga SMA/SMK. Kalau dilihat per jenjang, SD menduduki rangking 1 dari bawah. Ini baru hasil tingkat Jawa Tengah, belum tingkat nasional. Kompetensi guru harus mulai ditingkatkan, dan ini dimulai dari membaca. Luangkan waktu untuk membaca. Mari kita bekerja bersama-sama untuk memajukan pendidikan di Sragen. Sesuai dengan tupoksi masing-masing. Kedisiplinan harus kita tingkatkan.
Selain itu, guru sudah mendapatkan tunjangan profesi. Seharusnya itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi guru. Mari kita berusaha bersama secara maksimal. Guru itu harus sarjana, bisa meningkatkan ke S2 atau S3. Kalau guru bukan sarjana, maka nanti akan diturunkan menjadi administrasi sekolah. Pengawas juga demikian. Yang tidak bisa naik ke 4B, maka akan turun menjadi fungsional umum dan pensiun pada umur 48 tahun. Nah setelah ada sertifikasi harus membuat karya ilmiah. Maka dari ini, terkait dengan kegiatan hari ini, manfaatkan dengan baik kesempatan belajar ini. Karena pelatihan ini merupakan sarana untuk meningkatkan kompetensi guru dalam akreditasi guru SD & MI.
Materi pelatihan hari pertama Program membaca berimbang ; membaca bersama, membaca terbimbing. Kedua; Program membaca berimbang ; membaca mandiri. Merancang program membaca berimbang. Pengelolaa buku bacaan berjenjang. Persiapan & praktek mengajar ( memilih buku dan merancang kegiatan mengajar ) dan simulasi. Persiapan dan praktek mengajar (Simulasi). Penjelasan pelaksanaan praktek kesekolah. Hari ketiga; Praktek mengajar, refleksi bersama praktek mengajar, portofolio & gambaran umum monitoring .
Ditempat yang sama, tanggal 3,4,5,6, Maret 2016. Dilanjutkan pelatihan yang baik dalam Manajemen Sekolah dan Madrasah, Jenjang SD & MI. Peserta sebanyak 85 orang, dan setiap sekolah mitra mengirim 5 orang, terdiri dari kepala sekolah, 2 guru & 2 komite sekolah yaitu MIM Karanganyar, dan MIM Banaran, SDN Gringging 1,2,3,4, SDN Banyuurip1,2,3, SDN Karangtengah 1,3, SDN Kedungupit 1,3,4, SDN Tangkil 1,3,4. Turut diundang Pengawas UPT Kec. Sragen, Kec. Sambungmacan dan pengawas pendidikan madrasah dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Sragen; Sri Prihatin, M.Ag dan Siyamti, M.Pd.I.
Sebagai fasilitator pelatihan, Muhammad Rosyid Ridho,S.Ag,M.Pd.I (Kepala Madrasah MIN Saren Kalijambe), JUnaidi,S.Pd (Pengawas UPTD Kec. Sambungmacan), Suharti (Kepala SDN Bendoro 2, Sambungmacan), Sumartono, S.Pd (Pengawa UPTD Kec. Sukodono), Prihantomo,S.Pd ( Kepala SMPN 2 Sragen), Dra Sri Hani, M. Pd ( Pengawa UPTD Dikdas LS Kec. Banyudono, Boyolali) sebagai fasilitator propinsi.
Materi pelatihan, yaitu gambaran umum monitoring program oleh USAID Prioritas, Kaji ulang kemajuan sekolah, pembahasan rencana tindak lanjut pembelajaran, mengembangkan budaya baca, mendengar aktif, peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu pembelajaran, peran guru peningkatan mutu pembelajaran, peran komite peningkatan mutu pembelajaran, perencanaan sekolah, sikap dan tindakan pemangku kewajiban terhadap peningkatan mutu sekolah, penyusunan rencana tindak lanjut manajemen berbasis sekolah.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan tukar pengalaman dari komite sekolah MIM Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Santoso Budi,SH,MH (ketua). Memaparkan pengalaman manajemen komite sekolah, bagaimana mewujudkan perkembangan sekolah. Manajemen organisasi dalam membantu sekolah membuat rencana jangka pendek dan panjang, bagaimana membangun jaringan antara sekolah, dengan alumni, donator yang peduli pada pendidikan, dan transparasi anggaran dengan memanfaatkan internet, media social. Setelah bermitra dengan USAID Prioritas Jateng, mendapat pendampingan intensif dari fasilitator daerah, perubahan dalam mengajar dan media pembelajaran yang lebih menyentuh aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pada pameran pendidikan yang diadakan oleh Kementrian Agama Jawa Tengah bekerjasama dengan USAID Prioritas, Maret 2015, MIM Banaran, mendapat juara 2, selain itu dengan pendekatan yang memperhatikan knowledge, Skill & attitude, proses belajar mengajar lebih kreatif, inovatif , produktif dan anak didik menjadi lebih percaya diri, ini terbukti saat pameran tingkat Jawa Tengah, siswa yang menjaga pameran dihadapan orang banyak yang belum dikenal mampu menjelaskan dengan sikap penuh percaya diri.
Penutupan pelatihan oleh Drs Effendi Darmono, M.Pd (Kasi pendidikan SD & TK), menekankan, bahwa ; “ Guru harus bisa menjadi pendidik, bagaikan orangtua disekolah. Diniatkan ibadah dan menjadi guru yang mau diulang (belajar). Kedepan murid sekolah dampingan USAID Prioritas ini bisa menjadi anak yang unggul selain berubahan kognetif, juga attitude. Diharapkan para guru bisa merevolusi diri, bisa mengilhami anak didik, jangan hanya menyampaikan bahan, jika terjadi perubahan kurikulum tidak ketinggalan, cepat menyesuiakan, sehingga anak didik bisa terilhami. Kedepan upaya peningkatan kapasitas para guru ini, agar menjadi guru yang cerdas, punya nama abadi di anak didiknya nanti kalua sudah sukses, guru yang sejahtera dan guru yang kreatif. (@nton)