Sumberlawang (Humas)-ASRI merupakan jargon Kabupaten Sragen yakni Aman, Sehat, Rapi, dan Indah. Akronim ASRI ini merupakan sebuah motto yang menggambarkan cita-cita untuk mewujudkan lingkungan Sragen yang nyaman dan menyenangkan bagi Masyarakat. Selain itu, dalam upaya mewujudkan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), diperlukan tim kerja dalam menggerakkan seluruh warga madrasah untuk berperilaku ramah lingkungan hidup. Berangkat dari jargon mulia ini, MIN 5 Sragen pada Kamis, (28/05) mengikuti serangkaian penilaian Adiwiyata yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sragen.
Acara ini dibuka dengan sambutan dan pemaparan profil madrasah oleh Rohmawati, selaku kepala MIN 5 Sragen. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa MIN 5 Sragen siap mengikuti penilaian Adiwiyata, selain itu dalam pemaparannya disebutkan bahwa MIN 5 Sragen memiliki visi misi yang sejalan dengan program Adiwiyata ini.
“Semoga usaha dalam melestarikan lingkungan yang hijau, pemanfaatan sampah, dan usaha menjaga Madrasah yang ramah lingkungan ini tidak hanya sekedar ajang perlombaan semata, namun bisa di galakkan sampai seterusnya”, ujar Rohmawati.
Sambutan dan pemaparan dari kepala Madrasah juga dikuatkan oleh Rochmadi, selaku Pengawas Madrasah kecamatan Sumberlawang. “Apa yang sudah disampaikan ibu kepala Madrasah tadi, memang benar adanya yang terjadi di MIN 5 ini. Saya rasa ini semua berkat perjuangan Bapak dan Ibu Guru serta para Siswa, sehingga MIN 5 bisa menjadi madrasah percontohan yang ramah lingkungan” imbuh Rohmadi.
Kegiatan penilaian lomba Adiwiyata ini juga melibatkan beberapa Siswa/Siswi yang ditunjuk untuk menjadi kader masing-masing pokja. Ada 6 pokja yang fokus pada masing-masing tugas dan tanggung jawab pada masing-masing anggotanya yakni pokja kebersihan, fungsi sanitasi dan drainase, pokja pengelolaan sampah, pokja penanaman dan pemeliharaan pohon/tanaman, pokja konservasi air, pokja konservasi energi, dan pokja inovasi.
Ada 5 orang yang menjadi perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, masing-masing mendapatkan tugas untuk menilai 1 pokja yang didampingi oleh kader Adiwiyata siswa/siswi MIN 5. Usai berkeliling Madrasah untuk menilai lingkungan Madrasah, para Tim penilai disuguhkan berbagai hidangan dari hasil karya pokja inovasi. Ada es cincau, wedang uwuh, teh rossela, asinan dari berbagai buah, dan buah Nangka yang semuanya hasil dari kebun MIN 5.
Kegiatan ditutup pernyataan dari ketua tim DLH, Arika Kusuma yang menjelaskan inti dari lomba Adiwiyata. “Sejatinya lomba Adiwiyata ini yang kita nilai bukanlah megah dan tingginya bangunan, juga bukan banyaknya sarana semata, namun labih dari itu. Tentang bagaimana seluruh warga Madrasah bisa menjaga budaya dan kebiasaan cinta lingkungan, sehingga nantinya bisa melahirkan generasi yang peduli lingkungan” jelasnya.
Arika Kusuma juga menyampaikan harapan, usaha menjaga kebersihan dan merawat lingkungan ini bisa terus dilanjutkan baik di madrasah maupun lingkungan rumah, meskipun sudah tidak dinilai lagi. (ita/dwk/irw)










