Sragen (Humas) — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Madrasah Aliyah (MA) SA Anna’im Ajisoko menggelar seminar bertajuk “Gen Alpha Nakal/Kritis?” pada Kamis (23/10). Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para siswa mengenai dampak negatif dan konsekuensi dari kenakalan remaja yang kian marak di kalangan pelajar.
Seminar menghadirkan dua narasumber utama, yakni Iptu Heri Wibowo, S.H., Kepala Satuan Binmas Kepolisian Resor Sragen, serta Mohamad Maolana, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Sragen. Turut hadir pula Pengawas Madrasah, Dra. Amin Sarwati, M.Pd. sebagai pemantik acara, serta perwakilan dari Koramil, Puskesmas, KUA, BKK, dan perwakilan siswa dan guru dari SMP, SMA, dan SMK se-Kecamatan Sukodono.
Dalam paparannya, Iptu Heri Wibowo menjelaskan berbagai kasus kejahatan yang melibatkan anak di bawah umur. Ia menegaskan, “Pihak kepolisian tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga berkomitmen membina dan melindungi anak-anak agar tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang.”
Sementara itu, Mohamad Maolana menguraikan tentang proses pembinaan narapidana, terutama anak didik yang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan. Ia menekankan bahwa lembaga pemasyarakatan kini berorientasi pada pendidikan dan pembinaan, bukan sekadar hukuman. “Kami ingin mencetak manusia yang lebih baik, mandiri, dan kreatif. Lapas bukan tempat menghukum, tetapi tempat mendidik dan memperbaiki,” tegasnya.
Materi semakin menarik dengan pemaparan Putu Aryuni Damayanti, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik. Ia mengungkapkan bahwa selama periode Januari–September 2025, kasus kenakalan remaja di Jawa Tengah masih didominasi oleh perilaku berisiko. “Kasus seks bebas mencapai 28 persen, disusul penganiayaan 14,4 persen, tawuran 11,5 persen, narkotika 5,7 persen, pencurian 3,7 persen, dan judi 3,3 persen,” paparnya. Putu Aryuni juga mengingatkan, “Hati-hati dalam memilih lingkungan pertemanan, karena lingkungan sosial sangat menentukan perilaku seseorang.”
Antusiasme peserta terlihat sepanjang acara. Siswa-siswi MTs dan MA SA Anna’im Ajisoko, bersama para tamu dari sekolah sahabat, aktif berdiskusi dan bertanya seputar kenakalan remaja, media sosial, hingga peran keluarga dalam pencegahan perilaku menyimpang.
Kegiatan seminar ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran baru bagi generasi muda untuk lebih bijak dalam bersikap dan berperilaku di tengah derasnya arus globalisasi.
(ayu/irw)







