Sragen (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen melalui Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Sragen menggelar acara NGOBRAS (Ngobrol Santai Moderasi) sebagai bagian dari implementasi berbasis Kampung Moderasi Beragama (KMB). Kegiatan ini dilaksanakan di KMB Mojosari, Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, pada Rabu (01/10/2025).
Acara menghadirkan dua narasumber yakni Kakankemenag Sragen, Dr. H. Ihsan Muhadi dan Dr. Muh. Nursalim, Kepala KUA Sragen. Kakankemenag Sragen menyampaikan Kebijakan Teknis Kementerian Agama Tentang Moderasi Beragama, sedangkan Muh. Nursalim menyampaikan tentang Damai sebagai Fitrah Manusia.
Dalam paparannya Ihsan Muhadi menegaskan bahwa moderasi beragama adalah strategi penting untuk merawat harmoni bangsa. “Moderasi beragama bukan berarti mengaburkan keyakinan, tetapi meneguhkan komitmen kebangsaan dengan sikap adil, toleran, dan menghargai perbedaan,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, moderasi beragama menjadi pilar penting untuk memperkuat persatuan. Seorang yang moderat tidak akan kehilangan identitas keagamaannya, melainkan semakin mantap dalam keyakinannya karena disertai kesadaran bahwa setiap agama mengajarkan kebaikan, keadilan, dan kasih sayang. Sikap moderat menghindarkan kita dari ekstremisme—baik yang terlalu keras dan intoleran, maupun yang terlalu longgar hingga mengabaikan prinsip-prinsip agama.
Pada kesempatan berikutnya, Muh Nursalim menjelaskan bahwa nilai kedamaian sudah menjadi bagian dari fitrah manusia. Setiap manusia senang dengan ketentraman dan kedamaian.
“Sejatinya setiap manusia diciptakan dengan kecenderungan mencintai kedamaian. Maka tugas kita adalah merawat fitrah itu agar tidak terkikis oleh sikap intoleransi dan kebencian dengan menghindari tiga sifat penghancurnya yaitu iri, sombong dan ujub,” ungkap Nursalim.

Hadir dalam kegiatan ini unsur Muspika Kecamatan Sragen, para penyuluh agama Islam maupun non-Islam, tokoh lintas agama, serta tokoh masyarakat. Kehadiran berbagai unsur tersebut menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam membangun kerukunan di tengah keberagaman.
Menariknya, acara Ngobras tidak hanya menghadirkan ruang dialog, tetapi juga diramaikan dengan layanan sosial berupa pengecekan kesehatan gratis untuk masyarakat setempat. Panitia juga menyediakan souvenir yang dibagikan kepada warga melalui sistem kupon, sehingga menambah antusiasme peserta. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Mojosari khususnya dan Sragen pada umumnya semakin memahami serta mengamalkan nilai moderasi beragama dalam kehidupan, dengan mengedepankan sikap toleransi, kebersamaan, dan kedamaian.(usw/irw)
