Gemolong, Sragen – Kurikulum dalam pendidikan adalah sebuah hal terus mengalami perbaikan dan revisi dari waktu ke waktu. Hal ini memerlukan pemahaman yang seragam di kalangan guru. Guru sebagai pelaksana dilapangan harus mampu mengupgrade kemampuannya melalui pelatihan, kursus-kursus, atau seminar ilmiah tentang pendidikan. Berdasar hal tersebut sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas tenaga pengajar , MTs N 6 Sragen menggelar kegiatan Diklat Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ini diikuti oleh 31 orang peserta dari seluruh guru di MTs N 6 Sragen. Diklat dilaksanakan pada tanggal 23-24 Juni 2022. Kegiatan yang dilaksanakan di ruang kelas 8A ini menghadirkan pemateri DR. Leni Noviani, M.Si. dosen FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Selain itu diundang juga pembicara untuk membedah khusus tentang peningkatan kualitas madrasah, beliau adalah Sahadi, S.Pd. dari MTs N 2 Sukoharjo. Turut dalam kegiatan tersebut kepala kementerian Agama Kab. Sragen H. Ihsan Muhadi, S.Ag. M.Pd.I.
Tujuan dari pelaksanaan diklat ini adalah untuk memberikan gambaran serta meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru dalam menyikapi seluk beluk kurikulum merdeka yang akhir-akhir ini digaungkan. Sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan tentang kewajiban guru dalam mengajar disekolah, semua guru harus mampu mengkatualisasikan dan mengimplematasikan kemampuan guna menunjang pelaksanaan kurikulum merdeka tersebut.
Kegiatan tersebut dibuka oleh kakankemenag Kab. Sragen. Dalam sambutannya beliau menekankan pentingnya kesiapan para guru untuk selalu menghadapi perubahan kurikulum yang berlaku. “Bapak Ibu guru harus sering update informasi terkait kurikulum yang berkembang, serta rajin mengupgrade kemampuan maupun kompetensinya dari waktu ke waktu. Karena paradigma pendidikan akan senantiasa dinamis mengikuti perubahan jaman. Jadi harus selalu siap. Hal-hal penting dalam kurikulum merdeka ini hendaknya bisa dicermati dan menjadi pijakan dalam penyelengaraan pendidikan selanjutnya”, ungkap Ihsan Muhadi.
Dalam diklat ini pemateri memberikan pemaparan terkait gambaran umum dan hal-hal yang menjadi stressing poin dalam kurikulum merdeka. Sehari sebelum pelaksanaan diklat, beliau memberikan angket secara online terkait pemahaman awal para guru tentang kurikulum merdeka sebagai survei kesiapan materi. “Meski bernama ‘merdeka’ bukan berarti bebas boleh mengajar maupun tidak mengajar, bukan seperti itu gih Bapak-Ibu pengertiannya. Namun kurikulum ini disusun dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang selama ini dianggap kurang sesuai”, ungkap Leni. Lebiah jauh Leni menambahkan, hal besar dan mendasar pada kurikulum merdeka ini dibanding kurikulum sebelumnya adalah adanya penekanan penguatan profil pelajar Pancasila yang diwujudkan lewat kegiatan project di sekolah. Ada enam (6) poin dibangun yang menjadi penekanan profil pelajar Pancasila, yaitu; 1. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlaq mulia, 2. Berkebinekaan Global, 3. Bergotong Royong, 4. Kreatif, 5. Bernalar Kritis, dan 6. Mandiri.
Selain penyampaian tentang bagaimana persiapan dan pelaksanaan materi ajar dalam kurikulum merdeka, beliau di akhir sesi diklat juga menyampaikan proses asesmen dalam kurikulum ini. Setelah penyampaian dari DR. Leni Noviani, materi disambung dengan pemaparan manajemen program unggulan di madrasah oleh tim pemateri dari MTs N 2 Sukoharjo. Para peserta sangat antusias dan aktif mengikuti rangkaian diklat ini, dan siap menerima jika ada materi lagi yang disampaikan oleh para pemateri. Diklat ditutup pada Hari Jum’at 24 Juni 2022 dan diakhiri dengan foto bersama pemateri dan para peserta. (TM)
Berikan Taushiah Kepada Jemaah IPHI Miri, Dewi Anisah Tekankan Bahwa Ibadah Haji Merupakan Ibadah Taawun
Sragen(Humas)-Penyuluh Agama Islam merupakan garda terdepan Kementerian Agama dalam memberikan layanan kepada umat melalui dakwah dan informasi kebijakan pemerintah. Peran...
Selanjutnya