Sragen-Ditengah situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, MTs Negeri 2 Sragen memperingati Tahun Baru Islam 1442 H dengan memberikan santunan kepada siswa yatim piatu di halaman madrasah Senin, (14/09/2020).
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1442 H, MTs N 2 Sragen menggelar acara pemberian santunan kepad 50 siswa yang tergolong dalam kondisi yatim, piatu, dan yatim piatu. Uang santunan berasal dari partisipasi guru dan karyawan MTs N 2 Sragen yang menyisihkan sebagian rezekinya untuk anak-anak yang nasibnya tidak seberuntung teman-temannya ini. Acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini agak tertunda pelaksanaannya karena situasi pandemi Covid-19 yang masih terus menyelimuti negeri ini.
Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, 50 siswa diundang ke madrasah untuk menerima santunan langsung dari para guru. Mereka wajib mencuci tangan sebelum masuk lingkungan MTs, memakai masker, dan menjaga jarak. Diawali dengan apel sederhana di halaman MTs, Kepala Madrasah, Drs.H.M.Aris Suparlan, M.Pd memberikan penguatan kepada anak-anak tersebut. Bahwa meskipun mereka tidak beribu atau bapak, tapi mereka berhak untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari semua guru.
“Kalian tidak perlu berkecil hati, tidak perlu sedih, atau minder, karena kondisi kalian yang disebut anak yatim atau piatu. Kalian akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari bapak ibu guru, bahkan lebih banyak dari teman-temanmu yang lain. Bahkan kalian juga berhak untuk sukses dalam kehidupan ini. Karena Allah Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang, yang akan memberikan jalan kepada setiap hamba-Nya.” Demikian Aris Suparlan memberikan sambutan pada acara tersebut. Kepada para guru dan karyawan Aris Suparlan mengingatkan agar selalu membuka hati untuk berempati dan peduli kepada anak-anak ini. Karena Allah telah jelas memerintahkan kepada umatnya untuk memperhatikan anak yatim dan orang miskin. Aris mengutip Q.S surat Al Maun ayat 1-3.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Aris berpesan agar anak-anak selalu mendoakan orang tua mereka dan selalu berusaha menjadi anak yang sholih dan sholikhah. Setelah menerima santunan, siswa diperintahkan agar segera pulang ke rumah masing-masing untuk menghindari kerumunan massa dan tetap mentaati aturan protokol kesehatan. (nana)