Sragen- Bulan Syawal dalam kalender Islam identic dengan kegiatan halal bihalal. Demikian pula dengan Ikatan Guru Raudlatul Athfal Kabupaten Sragen menyemarakkan bulan itu dengan mengadakan pembinaan guru yang dikemas dalam acara halal bihalal seluruh guru RA se Kabupaten Sragen di aula 2 setempat, Selasa (03/07)
Robikah selaku ketua Pimpinan Daerah IGRA Kabupaten Sragen mengatakan bahwa Bulan Syawal adalah momentum untuk berbenah diri, momentum untuk saling memaafkan.
“Halal bihalal adalah budaya yang ada di Indonesia dan bukan hanya orang islam yang mengadakan namun semua masyarakat bisa dan boleh ikut serta, tujuan utama nya adalah saling meminta dan memberikan maaf pada sesama” ujar Robikah.
“Seharusnya minta maaf itu di kerjakan segera setelah kita menyadari berbuat salah, dan tidak menunggu Bulan Syawal, namun di bulan ini semua berlomba lomba minta maaf, dan itu tidak mengapa. Sebagai bukti pejabat, konglomerat, buruh cuci, guru, pegawai semuanya nerasa salah dan memohon maaf kepada semua orang, bahkan orang tak kenal pun di mintai maaf, inilah hebatnya bulan syawal” tambahnya.
Sementara itu Kasi Pendidikan Madrasah, H. Sutopo yang mewakili Kakankemenag berpesan kepada para guru RA yang tergabung dalam IGRA agar tetap menjaga kerukunan yang terjalin selama ini, walaupun mungkin beda paham dan pilihan pada Pilgub dan Pilpres yang akan datang.
“Tahun ini dan tahun yang akan datang adalah tahun tahun politik, saya meminta agar semua guru RA menjaga tali silaturahmi dan hubungan yang selama ini telah terjalin walaupun memiliki perbedaan pilihan dan Pilgub maupun Pilpres”
“Tugas guru RA sangat mulia, guru RA itu terkenal dengan kesabaran dan telatennya, semoga semakin sukses baik dunia maupun akhirat” tukasnya.
Pada acara inti yakni hikmah halal bihalal panitia menghadirkan Ustadzah Titik Kartini yang juga kepala RA Kasuka Sragen. Dalam hikmah halal bihalal yang disampaikannya, Ustadzah Titik menerangkan bahwa jalan ke surge itu mudah, namun seringkali kita tidak mau menempuhnya, dan jalan ke neraka itu sebenarnya mahal namun banyak yang mengantrinya. Untuk itu ia mengharapkan agar semua guru RA yang merupakan pendidik di fase awal bisa memberi contoh dan mendidik anak meuju jalan ke surga. (rob/ira).