Sragen (Humas) – MIN 7 Sragen menyelenggarakan In House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta Dengan Pendekataan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) di restoran D’Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (27/09). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan civitas akademika MIN 7 Sragen.
Menurut Kepala MIN 7 Sragen, Sukat, In House Training (IHT) ini bertujuan memberikan pemahaman baru kepada guru tentang pentingnya mengintegrasikan kurikulum cinta yang menekankan pada nilai kasih sayang, kepedulian, dan karakter dalam proses pembelajaran. Selain itu, para peserta juga dibekali dengan strategi deep learning atau pembelajaran mendalam, sehingga siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi mampu memahami, menghubungkan, dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
“Melalui In House Training ini, kami ingin memberikan pemahaman baru kepada guru tentang pentingnya mengintegrasikan kurikulum cinta yang menekankan pada nilai kasih sayang, kepedulian, dan pembentukan karakter dalam proses pembelajaran,” ujar Kepala MIN 7 Sragen, Sukat. Ia menambahkan, “Para peserta juga kami bekali dengan strategi deep learning, sehingga siswa tidak sekadar menghafal materi, tetapi mampu memahami, menghubungkan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Kegiatan dibuka oleh Drs. Rokhmadi, M.Pd.I selaku pengawas madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Kalijambe. Rokhmadi menekankan bahwa guru harus menjadi teladan dalam menumbuhkan budaya cinta dan pembelajaran bermakna di kelas. Rokhmadi menyampaikan, “Anak-anak tidak hanya butuh cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang penuh cinta. Melalui pembelajaran deep learning, kita dapat mencetak generasi yang berkarakter dan berdaya saing.”
Dalam In House Training (IHT) ini Drs.Junaidi, M.Pd sebagai narasumber. Junaidi memaparkan materi mengenai strategi penerapan kurikulum cinta di kelas, teknik pembelajaran berbasis proyek, serta penggunaan teknologi digital untuk mendukung deep learning. Peserta juga diajak berdiskusi, melakukan simulasi pembelajaran, hingga merancang rencana ajar berbasis pendekatan baru tersebut.
Salah satu peserta, Maryam Indriastuti, seorang guru kelas 3, menyampaikan kesan positifnya. “Materi In House Training (IHT) ini sangat bermanfaat. Saya jadi lebih paham bagaimana membimbing anak dengan penuh kasih sayang sekaligus memberikan pengalaman belajar yang mendalam,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Kepala MIN 7 juga menuturkan bahwa dengan berakhirnya kegiatan ini, para guru diharapkan mampu mengimplementasikan konsep kurikulum cinta dan deep learning dalam pembelajaran sehari-hari. Harapannya, pendidikan di Indonesia semakin maju dan melahirkan generasi yang cerdas, berkarakter, serta berlandaskan nilai cinta kasih (nur/irw).