Sragen (Humas Kemenag) – Dalam upaya memperkuat peran dai dan daiyah sebagai agen pencerah umat, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen menggelar kegiatan Pembinaan Dai dan Daiyah bertema “Strategi Dakwah Moderat dan Menyejukkan Umat”. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa, 24 Juni 2025, bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Sragen, diikuti oleh 40 dai dari berbagai wilayah di Sragen.
Ketua Panitia, Arif Warsito, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas para dai agar lebih efektif dalam menyampaikan dakwah, baik secara langsung maupun melalui media sosial. “Tujuan utama kegiatan ini adalah silaturahmi antar dai dari berbagai ormas dan berbagai wilayah serta untuk meningkatkan peran dai dalam mencerahkan masyarakat, menjadikan masyarakat yang religius dan toleran,” tegas Arif.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sragen, H. Ihsan Muhadi, dalam sambutan dan arahannya menekankan pentingnya peran dai dalam menjaga kerukunan dan menjawab tantangan zaman. Ia mengungkapkan bahwa berdasar penjelasan salah satu pengurus MUI, Sragen dahulu hingga era awal tahun 2000-an masih banyak menghadapi persoalan sosial yang bertentangan dengan syariat, seperti minuman keras dan perjudian.
“Namun, Alhamdulillah, berkat hadirnya para santri dan dakwah baik dari warga asli Sragen maupun dari muhajirin yang berdakwah keseluruh penjuru sragen, Sragen kini jauh lebih baik. Panjenengan adalah orang-orang yang telah diakui masyarakat sebagai tokoh yang mencerahkan umat. Maka marilah kita gunakan peran ini secara optimal agar menjadi amal jariyah,” ujar Ihsan.
Ia juga berpesan agar para dai tidak hanya fokus pada penyampaian ceramah, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membangun. “Dai hendaknya menjadi pemersatu, mempererat ukhuwah, penebar kebaikan. Kita juga harus menjadi penggerak ekonomi dan kegiatan sosial, bukan menjadi provokator yang menyebabkan perpecahan,” tandasnya.
Lebih lanjut, Ihsan menyampaikan bahwa masyarakat saat ini tengah menghadapi tantangan besar akibat gempuran informasi di media sosial dan arus berita negatif. “Masyarakat itu butuh arahan di tengah gempuran media. Di sinilah peran dai untuk menyampaikan kebenaran, menjawab problematika umat, dan meluruskan pemahaman yang keliru,” tambahnya.
Sebagai penguat materi, kegiatan ini dilanjutkan dengan pembinaan oleh Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sragen, KH. Nur Muhammad Hidayat. Dalam penyampaiannya, ia menegaskan pentingnya strategi dakwah yang moderat dan menyejukkan. Ia juga mengingatkan bahwa pendekatan yang santun dan sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan menjadi kunci keberhasilan dalam menyentuh hati umat.
Dengan semangat kebersamaan dan pembinaan yang konstruktif ini, diharapkan para dai dan daiyah di Sragen mampu tampil sebagai tokoh yang tidak hanya menyuarakan kebaikan, tetapi juga menjaga harmoni dan persatuan umat. (irw)









