Gemolong-Bulan Ramadhan Tahun 2023/1444 H menjadi sebuah momen berharga dan senantiasa dirindukan bagi setiap insan muslim khususnya keluarga besar MTs N 6 Sragen. Berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan mulai awal bulan Ramadhan hingga ditutup hari ini Senin, (17/04/2023).
Sebagai acara penutup MTs N 6 Sragen menyelenggarakan Kajian Keislaman. Acara tersebut diikuti oleh seluruh elemen keluarga besar MTs N 6 Sragen. Turut hadir dalam pengajian tersebut kepala madrasah, jajaran wakil kepala madrasah, dan seluruh guru serta pegawai MTs N 6 Sragen. Bertempat di ruang kelas Digital MTs N 6 Sragen, pengajian ini menghadirkan Ustadz Dr. H. Nur Salim, M.Pd. sebagai pemateri utama.
Sebelumnya, beberapa kegiatan yang telah sukses diselenggarakan oleh MTs N 6 Sragen meliputi; tarhib, tilawah wat tadabur Al Qur’an, safari tarawih, pesantren kilat, dan pentasyarufan zakat fitrah, serta pengajian.
Dalam kesempatan ini, Kepala madrasah MTs N 6 Sragen Edi Priyono yang membuka pengajian berpesan kepada seluruh peserta pengajian agar senantiasa memperbanyak bersyukur. “Alhamdulillah hingga hari ini kita masih dipilih oleh Allah SWT karena masih bisa melaksanakan segala amalan ibadah dengan istiqomah. Semoga semangat beramal di bulan Ramadhan ini akan memberikan dampak positif dalam ihtiar bersama memajukan MTs N 6 Sragen senantiasa semakin baik dari waktu ke waktu”, pesannya.
Selain menutup rangkaian kegiatan Ramadhan, pengajian tersebut menurut wakil kepala bidang kesiswaan, Suryono adalah sebagai bentuk pembekalan kepada khususnya keluarga besar MTs N 6 Sragen dalam menghadapi masa-masa akhir Ramadhan. “Semangat beramal di bulan Ramadhan ini supaya tetap terjaga di awal dan di akhir maka perlu diselenggarakan pengajian seperti ini”, ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut pemateri pengajian, Nur Salim memberikan beberapa hal penting yang harus dicatat dan direnungkan oleh para peserta yang menghadiri pengajian, antara lain; hakekat puasa, keutamaan sedekah Ramadhan, lailatul qodar, dan pentingnya sikap optimis dalam menggapai kesuksesan.
Nursalim juga mengutip tentang kisah gajah dalam penyerangan raja Abrahah terhadap ka’bah. “Bapak-Ibu mengerti bagaimana gajah makhluk sebesar itu bisa dikendalikan oleh manusia? Hal itu karena gajah terbiasa diikat rantai pada tubuhnya terutama sejak dia kecil. Sehingga meskipun dia sudah besar dan seharusnya bisa memutus ikatan rantai yang ukurannya tidak seberapa, dia tidak mampu karena sudah tertanam di pikirannya belenggu rantai sejak lama. Demikian pula kita, ketika sikap optimis kita masik terbelenggu oleh pengaruh negatif maka selamanya kita tidak akan bisa mencapai sebuah kemajuan”, tegas Nur Salim. Kegiatan pengajian yang dimulai pukul 09.20 WIB tersebut diakhiri dengan pembacaan do’a bersama pada pukul 10.35 WIB. (TM)